Belajar banyak dari hobi

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktu, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastyastu, namo buddhaya, salam kebajikan ... HALOOO perkenalkan nama saya maulinda syarifa, kelas 10b bernomor absen 23. Selain belajar di bangku sekolah, ternyata kita bisa belajar banyak looh dari hobi yang kita punyaa... pasti banyak dari kalian yang pernah berfikir begini “aku kan egak punya hobi , hobiku kan cuman rebahan doang, emang ada ilmu yang dapat diambil?” stop gesd ini sama sekali egak keren... buat kalian yang sama sekali belum tau hobinya apa, coba deh lebih perhatiin diri kalian pasti ada nih salah satu kesukaan kalian (suatu kegiatan) yang bisa bermanfaat buat kalian juga, kalo masih belum juga coba lebih teliti lagii.. saya yakin semua manusia memiliki hobi. Dan buat kalian yang dengan bangganya mengatakan hobi aku cuman rebahan, itu salah banget. rebahan bukan hobi, itu males namanya.


Naah sesuai judul diatas, saya akan menceritakan tentang hobi yang saya miliki dan dapat sangaat sangaat bermanfaatt buat saya, banyaak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari hobi saya ini. Ngomong-ngomong hobi saya menari tradisional maupun modern (yang modern baru-baru ini semenjak pandemi). hobi ini saya dapatkan pada saat saya duduk dibangku taman kanak–kanak (tk), saya tertarik ingin belajar menari karena tour yang diadakan oleh sekolah (tk) tempatnya berada di taman matahari, dalam acara tour tersebut ada suatu kegiatan yaitu mengajarkan tari tradisional... waktu pertama kali melihatnya saya sangat tertarik dengan pakaian yang dipakai kakak pengajar cantik dan angun, waktu saya melihat gerakannya itu indaah sekali, luwes dan teratur. Saat saya mempelajari gerakannya itu saya merasa tertantang, “aku harus bisa menarikannya seluwes kakak itu”. Jadilah saya tertarik untuk belajar menari.



Namun... sayang waktu itu ekonomi keluarga buruk, sedangkan untuk biaya saya belajar menari ratusan ribu. Yyah jadi untuk belajar menari saya tunda, sampai saya duduk dibangku sekolah dasar, waktu itu belum ada eskul menari. akhirnya saya dapat belajar menari, walaupun hanya sekali dan itu langsung untuk tampil perpisahan kelas 6 (saya kelas 1 sd). Dan rasanyaa deg-degan sekali, saya belum terlalu percaya diri, juga masih malu-malu untuk menari. Setelah selesai acara perpisahan itu, belajar menari tidak ada lagi.. padahal saya sudah bertekad untuk dapat menari lebih pede lagi. Sampai akhirnyaa... alhamdulillah allah sepertinya mendengar kemauan saya, ayah saya menemukan sebuah sanggar tari dan GRATIS (nama sanggarnya belantara budaya indonesia). Ayah dan mama saya kaget, saya pun juga kaget, apakah benar-benar gratis? Dan lokasi tempat belajarnya juga berada di sebuah museum namanya museum kebangkitan nasional. Karena rasa penasaran tanpa berfikir lama akhirnya ayah dan mama saya memutuskan untuk saya datang kesana, kita bopat dari rumah sampai museum (untung tidak ditangkep polisi hihihi).


Saat sudah tiba disana ternyata benar, saya melihat anak – anak seusia saya (saya kelas 4 sd) maupun dewasa, mereka menari tarian ondel – ondel. awalnya saya takut untuk mengikutinya dari belakang, sampai – sampai mama saya harus terus berusaha agar saya ingin ikut menari. Saya malu – malu sebenernya bukan tidak ingin menari, xixixixi. Saya mulai menguatkan diri saya bahwa ini akan baik-baik saja, dan saya tidak akan kenapa-kenapa, juga berkat dorongan dari orang tua akhirnya pun saya ikut menari. Yya walaupun gerakannya masih banyak yang salah. Setelah kurang lebih selama 2 bulan saya mengikuti kelas menari itu (latihan setiap hari sabtu), sayabelum mendapatkan seorang teman. Karena sanggar menari itu akan mengadakan sebuah acara, jadilah ada sebuah pemilihan siapa yang akan tampil diacara tersebut.



Saya berusaha keras sekali (untungnya saya sudah menghafal gerakan tarinya) untuk kepilih dalam acara tersebut, dann alhamdulillah saya kepilihhh! Dan untuk pertama kalinya akhirnya saya mendapatkan teman (mereka setim dengan saya) itupun awalnya saya benar-benar maluu, dan sangat takut untuk berkenalan ... tapi yya mau tidak mau akan kurang nyaman juga kalau misal setim tidak saling kenal, jadi yya akhirnya kita semua berteman. Hari h pun tiba, saya sangat deg – degan karena untuk pertama kalinya saya tampil diatas panggung yang ditonton buanyaak oraanggg !!!!! saya menarikan tari meong, make upnya seperti kucing, saya sebenernya malu karena yya ada tim lain tapi mereka make upnya terlihat cantik :) sedangkan tim saya mukanya dicorat-coret supaya seperti kucing... TAPIII... saya bahagia sekali karena saya bisa tampil menari ditonton banyak orang. Waktu diatas panggung deg-degannya sangat luar biasaaa! Pandangan saya waktu menari selalu memandang lantai :(. setelah selesai penampilan (latihan biasa) guru tari saya memberi nasihat kalau semisal lagi menampilkan tarian dipanggung dan juga menggerakan tarian tersebut harus pakai perasaan, ekspresi sesuai ketukan musik dan makna gerakan tersebut. Juga harus tersenyum kepada penonton, pandangan mata (kepala) tidak menunduk harus sesuai gerakannya.



Sangat susah untuk menerapkan itu, saya berusaha keras untuk menjiwai setiap gerakantariyang saya pelajari. Dalam belajar itupun saya selalu dipilih tampil untuk acara (untuk belahjar tidak menunduk/pandangan kebawah saat menari ditonton banyak orang). Sampaiii waktu saya kelas 5, rw rumah saya mengadakan lomba spesial hari kemerdekaan yaitu lomba menari. Karena saya tidak memiliki teman rumah yang bisa menari, akhirnya mama saya memutuskan untuk saya tampil nari sendiriii. DAAN ITU SANGAT –SANGAT DEG-DEGAN! Apalagi ini lomba menari antar rt. Waktu tampil sendiri itu benar-benar lebih luar biasa deg-degan dari pada berkelompok. Kaki saya sampai gemeteran! Untung saja saya bisa menyelesaikan tariannya dengan bagus, DANN alhamdulillah juara 1 ... dari sini mama saya selalu menyuruh saya mengikuti lomba-lomba menari single (tidak dipaksakan) syukurnya alhamdulillah dapat membuat piala, selain single punsaya sering menikuti lomba menari grup dan dari lomba – lomba itu pula saya belajar menjadi lebih percaya diri.



Sejak saat itu membuat saya selama menari pandangan saya sudah tidak kelantai lagi, gerakan saya menjadi lebih luwes dan sesuai irama ketukan, saya menjiwai gerakan tersebut, membuat gerakan saya enak dipandang orang. Karena sering tampil dengan beda tim pun saya jadi cepat bersosialisasi, cepat berapdatasi dengan lingkungan baru,dan mendapatkan banyak sekali teman (sampai luar daerah). Saya juga menjadi lebih percaya diri untuk tampil ditonton banyak orang pun saya dapat menghasilkan uang sendiri (hadiah lomba dan untuk saat ini saya mengajar tari di salah satu sanggar). penampilan tari yang paling berkesan buat saya, waktu menari untuk asean game dan ditonton oleh bapak gurbenur jakarta (bapak anies) dan juga ditonton oleh bapak menteri kebudayaan dan waktu saya memenangkan lomba tari sekabupaten (bergrup) itu pertama kalinya saya lomba memenangkan banyak hadiah. Bay the way, belantara budaya sekarang sudah membuka banyak sekolah tari gratis diseluruh indonesiaa [sudah sekitar kurang lebih 6 sekolah] (woaahhh tepuk tangaannn) dan saya pindah ke sekolah tari munas (museum nasional), saya kesana menggunakan transportasi transjakarta.


Kesimpulan yang saya pelajari dari hobi saya : saya lebih percaya diri, mudah bersosialisasi, saya menjadi lebih aktif, cepat beradaptasi, usaha dalam bekerja, peduli dengan sesama, menghargai perbedaan, menjadi mudah tahu sifat seseorang yang mana baik dan buruk, publik speaking saya menjadi lumayan (yang tadinya sama sekali tidak bisa) dan masih banyak lagi.


Woah sampai disini dulu yyah cerita saya, terimkasihh bbanyak yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita sayaa! Saya juga banyak banyak berterimkasih kepada allah swt, orang tua saya (yang sudah mau mengsupport hobi saya), ibu yayasan belantara budaya indonesia (bu diah, karena sudah membuka kelas tari secara gratis), dan juga guru – guru pengajar (kak amel, kak risa, kak nisa, kak nindy, dan masih banyak lagi, mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu persatu... terimakasih atas ilmu yang diajarkan alhamdulillah ilmunya sangat bermanfaat).. sekian wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatu.